Selain cerita soal para
gadis desa yang terbuai dengan janji-janji oknum anggota militer, selama operasi untuk
menangkap Santoso cs berlangsung, ada juga oknum militer yang doyan mengunjungi
tempat prostitusi.
Sebut saja namanya
Bima, saking banyaknya pacarnya, Ia mendapat julukan ‘playboy’. Dia memacari
gadis demi gadis, kebanyakan yang ia pacari adalah gadis yang memiliki citra
negatif di masyarakat dan standar kecantikannya pun ditentukan.
Berkulit putih, matanya ala perempuan Korea, tinggi, langsing, rambutnya lurus dan sebagainya. Begitulah standar kecantikan yang ia buat. Kepada kawannya, Bima
bangga memamerkan foto-fotonya bersama gadis yang berbeda-beda.
Selain itu, dia juga senang
mengunjungi tempat prostitusi, merayu untuk kebutuhan seks. Suatu hari ia
mengajak anak SMA ke tempat prostitusi. Anak SMA itu kabur melihat tingkahnya
di tempat prostitusi yang sama sekali tidak mencerminkan etika seorang pengayom
masyarakat.
Kunjungan ke tempat
prostitusi dilakukan berkali-kali. Berdasarkan keterangan beberapa gadis yang
mengenalnya, Bima ini memang memiliki kebiasaan buruk. Dia sengaja memacari
gadis-gadis yang telah mendapat citra negatif di kalangan masyarakat untuk
kebutuhan seks.
Anak gadis di desa
melihat Bima begitu agungnya karena pangkatnya. Mereka tetap bangga bersama
Bima tak peduli seperti apa masyarakat mencemoh.
Anak-anak di desa
memang banyak yang bangga jika bisa berhubungan dengan aparat karena dianggap dapat
melindungi. Dapat mengenakan baju tentara saja, mereka senangnya tiada tara. Anak laki-laki berangan-angan jadi tentara.
Saya pernah mengunjungi
Desa Bukit Sari, bertemu dengan seorang pemilik kebun durian. Ia mengaku pernah
memetik ribuan durian, diberikan secara gratis kepada aparat karena dianggap
dapat menyelamatkan nyawa mereka dari Santoso cs.
Wajar jika petani dan
pemilik kebun begitu menyimpan harapan besar di pundak aparat karena mereka ketakutan dengan teror kelompok Santoso cs yang hingga memenggal kepala. Tidak hanya durian, mereka juga rela menyembelih puluhan ayam untuk
santapan aparat setempat.
0 komentar:
Posting Komentar