![]() |
Terpercaya |
Meski tercatat sebagai pendatang baru, dewan presidium secara bertahap siap
kuasai bisnis perdagangan dalam segi pemasaran. Semua toko-toko kecil yang
menjual pita merah putih, pin, dasi kupu-kupu, kaus kaki, dan peci terancam
gulung tikar dengan hadirnya strategi mutakhir di era milenial dalam bisnis
perdagangan ini.
Tak hanya menggilas toko-toko kecil, situs jual beli online lajada milik
Jack Ma bahkan akun beserta group Fesbuk
yang menjajakan barang-barang relatif murah mulai dari tingkat kelurahan sampai
internasional dibuat ketar-ketir karena
turut merasakan keperkasaan pendatang baru ini.
Dari segi pendapatan, sekali “sim salabim” demi kemudahan akses barang
bagi konsumen, mereka berhasil meraih omzet hingga ratusan juta. Selain pendapatan
yang membuat lawan pengusahanya terperangah sampai-sampai sudi berdesakan
berebut air cucian kaki direktur-direkturnya untuk diminum ialah cara
mendapatkan keuntungan tanpa modal awal.
Tanpa modal awal, Dengan hanya melakukan ritual melepas ayam putih serta
berendam air kelor di siang bolong dan mengandalkan baliho tiga kali dua yang
memuat foto dengan sisiran rapi, jas pinjaman, sedikit senyum, mengangkat
tangan semacam paduan suara orkestra dan keuntungan mengucur deras.
Sedikit bocoran strategi dari dewan presidium dalam bisnisnya yakni
memegang kendali jabatan, membuat kegiatan bayangan, mematok formulir dengan
harga “rendah” dan pada saat pengembalian formulir, nota kosong harus
disertakan sebagai bukti telah membeli produknya sambil berkata “ini tak
diwajibkan”. Meski begitu, dewan presidium tak rela strategi pemasarannya di
ikuti oleh rival bisnis lainnya, terutama Negeri tirai bambu China sehingga
strategi tak sepenuhnya dibocorkan.
Meski baru saja menguasai sektor perdagangan, seperti bisnis-bisnis
lainya, dewan presidium sudah diterpa kabar tak sedap. Meski begitu, karena
salah satu prinsip dagang “mempertebal muka setebal kulit komodo” maka kabar
miring tentangnya ditanggapi dengan biasa-biasa saja.
Berkat kegigihannya merintis karir dari bawah dan memegang teguh prinsip
dagang “muka tebal setebal kulit komodo”, perusahaan elektronik terbesar dunia
seperti Zamsung dan Apel saling berebut dan siap merogoh kocek dalam-dalam agar
dewan presidium bersedia memasarkan produk-produknya.
Catatan : Tulisan ini dibuat di sela-sela renungan saat BAB
0 komentar:
Posting Komentar